Kamis, 23 April 2015

Pertemuan ke-7


Human Socialities : Socialization, Social Interaction, and Social Mobility
     1.     Socialization
1.1  Peran Sosialisasi
       Pengaruh Keturunan
     • Studi Identik Kembar
    Tes Kecerdasan menunjukkan bahwa skor akan sama ketika anak kembar dibesarkan
    secara terpisah dalm pengaturan sosial yang mirip, dan skor sangat berbeda ketika
    kembar dibersarkan terpisah dalam pengaturan sosial secara dramatis berbeda.

1.2 The self and Socialization
      Pendekatan Sosiologi Diri
       • Goffman : Pendekatan Diri
         Manajemen kesan : individu belajar mempresentasikan diri untuk membuat penampilan
         khas dan memuaskan penonton tertentu.
      • Freud
        Diri adalah produk sosial. Kepribadian dipengaruhi oleh orang tua (terutama orang tua)
      • Piaget
       Menekankan tahapan manusia maju sebagai berkembangnya diri seseorang. Teori kognitif
      pembangunan mengidentifikasi 4 tahap dalam perkembangan proses berfikir anak-anak.

1.3 Socialization and The Life Course
      The Life Course
       • Ritus of Passage : Sarana mendramatisir dan mamvalidasi perubahan status seseorang.
Anticipatory Socialization and Resocialization
- Anticipatory Socialization : Proses sosialisasi dimana seseorang “berlatih” pekerjaan
  masa depan dan hubungan sosial.
- Resocialization : proses membuang pola perilaku lama dan menerima yang baru
  sebagai transisi dalam kehidupan seseorang.
- Total Intitution : Lembaga penjara, militer, rumah sakit jiwa, atau biara yang mengatur
  semua aspek kehidupan seseorang.

Gambar 1 Socializaton

     2.     Social Interaction
2.1 Social Interaction and Reality
Tanggapan seseorang pada perilaku seseorang didasarkan pada tindakannya. Kemampuan untuk mendefinisikan realitas sosial mencerminkan kekuatan kelompok dalam masyarakat.

2.2 Elements of Social Structure
      Status
       Status : mengacu pada salah satu posisi yang mendefinisikan secara sosial dalam suatu
                  masyarakat.

       Ascribed and Achieved Status
- Ascribed Status : Status yang didapatkan dari lahir.
- Achieved Status : Status yang didapatkan setelah menjalani kehidupan.

Social Roles
Kumpulan dari harapan orang-orang yang menempati status yang diberikan.
- Role Conflict
  Terjadi ketika harapan tidak sesuai yang muncul dari dua atau lebih posisi sosial yang
  diselenggarakan oleh orang yang sama.
- Role Strain
  Kesulitan yang muncul ketika posisi sosial yang sama memaksakan tuntutan dan
  harapan yang saling bertentangan.
- Role Exit
 Proses pelepasan dari peran yang merupakan pusat identitas seseorang untuk
 membangun peran yang baru

2.3 Social Policy and Social Structure
The AIDS Crisis
Meskipun ada terapi baru yang dikembangkan untuk mendorong dalam mengobati AIDS, namun saat ini belum ada cara untuk memberantas AIDS secara medis. Diperkirakan ada 39.400.000 orang yang terinfeksi dengan AIDS.

Gambar 2 Social Intercation

     3.     Stratification and Social Mobility in the US
3.1 Social Mobility
Social Mobility : Gerakan individu atau kelompok dari satu posisi dalam sistem stratifikasi masyarakat yang lain.

Open vs Closed Stratification Systems
- Open Systems : Posisi setiap individu dipengaruhi oleh posisi yang dicapai seseorang.
-  Closed Systems : Memungkinkan sedikit atau tidak sama sekali untuk bergerak naik.

Types of Social Mobility
- Horizontal Mobility : Gerakan dalam kisaran prestise yang sama
- Vertical Mobility : Perpindahan dari satu posisi ke posisi yang lain atau dari peringkat
   yang berbeda.
-  Integrational Mobility : Perubahan posisi sosial dalam kehidupan dewasa seseorang.

3.2 Social Policy and Stratification
Goverment and Poverty
Terjadi pergeseran dalam program kesejahteraan AS pada tahun 1996. Sebagian besar
negara mencurahkan proporsi yang lebih tinggi dari pengeluaran untuk perumahan,
jaminan sosial, kesejahteraan, dan kesehatan.

Gambar 3 Mobility Social 

Sumber :

Bahan Kuliah Binus Maya tentang Human Socialities : Socialization, Social Interaction, and Social Mobility. (Diunduh pada 16 April 2015)

Google Picture Search

Senin, 06 April 2015

Pertemuan kelima

Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom


     1.     Knowledge ( Pengetahuan)

1.1 Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek yang terdapat di sana ,di depan subjek, yang dapat dijangkau oleh pandangan dan oleh tangan manusia.
1.2 Pengetahuan itu dikatakan indrawi lahir atau indrawi luarkalau orang mencapainya secara langsung. SedangkanPengetahuan itu dinamakan pengetahuan indrawi batin ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalan.
1.3 Pengetahuan seterusnya disebut perseptif, ketika sambil muncul secara spontan. Dan Ada juga yang disebut pengetahuan refleksif, ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apa pun juga.
1.4 Pengetahuan itu adalah induktif, bila menarik yang universal dari yang individual, dan sebaliknya deduktif, bila menarik yang individual dari yang universal.
1.5 Meskipun pengetahuan menyerupai kesadaran namun tidak ada persesuaian yang sempurna antara pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan adalah kegiatan yang menjadikan suatu realitas menjadi kurang lebih dinyatakan.

Gambar 1. Knowledge

2.  Intelligence ( Pengertian)

2.1 Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerjaintellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kataintus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legereyang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegeredengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.
2.2 Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi.
2.3 Pada tingkat intelek (pemahaman) yang lebih tinggi, inteligensi juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah-masalah (soal-soal kebingungan) dengan penggunaan pemikiran abstrak.
2.4 Bentuk-bentuk kegiatan intelektif manusia berasal dari tahap-tahap yang paling rendah (sederhana) sampai ke tahap yang lebih tinggi (kompleks). Pengetahuan itu berjalan dari tahap yang tidak sadar sampai kepada tahap yang sadar yang menempatkannya secara sistematis dan reflektif.
2.5 Tahap pengetahuan yang semakin kompleks lagi adalah kegiatan bernalar yang bersifat diskursif. Istilah diskursif darikata di-curres artinya berlari ke berbagai arah melalui induksi, deduksi, refleksi, subjektif-objektif, dan sebagainya (Leahy, 1993: 132).

Gambar 2. Intelligence

3.       Affection ( Afektivitas)

3.1 Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika.
3.2 Di samping pengetahuan, afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya.
3.3 Afektivitas tidak sama dengan pengetahuan, namun menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan.
3.4 Afektivitas bukan hanya tindakan ke arah kebutuhan selera, kecenderungan. atau apa yang jasmaniah saja. tetapi juga spiritual dan intelektual atau intelligible. Afektivitas adalah satu dari unsur-unsur pokok dasariah dari cara berada manusia di dunia dan satu dari dimensi-dimensi esensial roh manusia.
3.5 Jadi, untuk mencapai afektivitas, subjek harus berada dalam kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif. Adapun kondisi-kondisi tersebut ialah :
Pertama, antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tidak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas.
-  Kedua, nilai (baik dan buruk)
-  Ketiga, sifat dasariah dan kecenderungan kognitif.
-  Keempat, mengenal adalah kausa dari afektivitas.
- Kelima, imajinasi. Untuk menimbulkan kegiatan afektif maka imajinasi dapat menjadi sebuah pendorong, semangat, mempengaruhi bahkan membohongi.

Gambar 3. Quote Affection
4.       Freedom ( Kebebasan)

4.1 Kebebasan pada jaman sekarang bukan hanya berarti sekedar terbebas dari keadaan terjajah, namun mungkin lebih berarti bebas untuk mengaktualkan diri di tengah-tengah perkembangan jaman ini.
4.2 Seorang manusia disebut bebas kalau perbuatannya tidak mungkin dapat dipaksakan atau ditentukan dari luar. Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki secara sendiri perbuatan-perbuatannya. Kebebasan adalah suatu kondisi tiadanya paksaan pada aktivitas yang dikerjakan oleh seseorang.
4.3 “Freedom is self-determination”. Berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda.
4.4 Secara ringkas Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu :
-  Kebebasan Fisik adalah ketiadaan paksaan fisik. Artinya adalah tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material.
- Kebebasan Moral sebagai ketiadaan paksaan moral hukum atau kewajiban. Kebebasan moral tidak sama dengan kebebasan psikologis. Meskipun demikian antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat.
- Kebebasan Psikologis berarti ketiadaan paksaan secara psikologis. Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan untuk mengarahkan hidupnya.  

Gambar 4. Freedom

Sumber :


Bahan Kuliah Binus Maya tentang Human Philosophical Reflection : Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom. ( Diunduh pada 3 April 2015).